Hari itu semua serba putih, setiap orang selalu menebarkan salam kepada saudaranya.

Hari itu semua orang ingin memenuhi panggilan Alloh.

Terdengar kabar bahwa dirimu meminta kami (umat muslim) untuk berkumpul, apa yang akan engkau sampaikan wahai kekasih Alloh? apakah Tuhan-mu sudah sangat merindukan dirimu wahai Rosululloh Muhammad Saw?

Engkau telah berdiri dihadapan kami, pancaran sinar diwajahmu membuat kami merasa aman. Senyum-mu yang sangat ramah membuat kami rindu padamu. Apa yang engkau minta dari kami? Akan kami penuhi jika kami sanggup. Apa yang engkau perintahkan kepada kami? Akan kami taati wahai utusan Alloh. Hari itu engkau tidak meminta apa-apa dari kami, engkau hanya berkata ‘wahai kaum muslimin, Aku sudah hidup bersama kalian. apakah ada diantara kalian yang merasa tersakiti karena perbuatan dan perkataan ku? jika ada maka katakan sekarang juga’

Sungguh wahai utusan Alloh, jikalau ada diantara kami yang tersakiti maka kami sudah memaafkan-mu, kebaikan-mu kepada kami jauh lebih berarti bagi kami.

Tapi tampak seseorang berdiri ditengah-tengah kami, dan berkata ‘aku yaa Rosulullah’  semua orang memandangnya ‘aku merasa engkau telah menyakiti ku, entah Engkau sengaja atau tidak? ketika dalam sebuah peperangan engkau mencoba meluruskan barisan kami lalu tongkat-mu mengenai badan ku, hari ini aku minta qishas-nya’. kami sangat terkejut dengan pernyataan itu. dan tentu saja ingin sekali menyingkirkan orang itu dari hadapan-mu.

Sahabat-mu yang pemberani seketika itupun langsung berdiri dan berkata ‘apa yang harus ku lakukan untuk menyingkirkan orang ini?’ tapi dirimu meminta kepada Umar ibn Khathab untuk tenang dan meminta Bilal untuk mengambilkan tongkat-mu. ketika semua sudah siap, dan engkau sudah bersedia untuk di qishas lalu orang tersebut berkata, ‘wahai Rosullulloh, sesungguhnya ketika tongkat-mu mengenai badan ku, aku sedang tidak mengenakan pakaian’ maka Rosul pun menanggalkan pakaian nya.

Tak tertahankan, kami tak sanggup melihat engkau tersakiti wahai kekasih Alloh. Jika Engkau tidak melarang kami, maka orang tersebut tidak akan kami biarkan.

Dirimu sudah siap untuk di qishas, pakaian-mu sudah kau tanggalkan dan orang itu sudah siap dengan tongkatmu. kami sangat mengkhawatirkan mu wahai utusan Alloh. Namun seketika itupun orang tersebut memeluk tubuh-mu yang mulia, menciumi badan-mu dan terus memeluk dengan erat, dan seketika itu juga kami bertakbir ‘ALLOHU AKBAR..’

Orang itupun berkata ‘pertanda apakah ini yaa Rosululloh? Engkau mengumpulkan kami, dan berkata demikian. apakah engkau akan menemui Tuhan-mu? Maka dengan cara apalagi aku bisa bersentuhan dengan-mu? Dengan cara apalagi aku bisa memeluk-mu wahai Rosululloh?’

Aku rindu pada-mu yaa Rosululloh…